mengajak kedua kaki melangkah lebih lebar dari biasanya
menulikan telinga dari riuhnya isi kepala
hanya ingin mengistirahatkan yang benar-benar ingin istirahat
lari dari rutinitas, terdengar menarik
di banding terbunuh perlahan,
dengan banyaknya tuntutan waktu di setiap detiknya
aku ingin pulang. rumah. pundakmu. senyummu.
sembari kau tepuk pundakku dan beberapa kalimat mantra penenang,
"istirahat. kamu selalu tau aku di belakangmu dan aku ada di samping mu saat kamu ingin pulang. aku tau kamu tau itu. jadi, jangan pernah berani-berani berfikir ingin kerumah sakit hanya untuk alasan istirahat. oke."
Komentar
Posting Komentar